99% Penduduk Kab. Paniai GOLPUT ataukah Kelalaian KPU Pilpres 2014 ? Teratai Paniai 0 Politik 14:00 Ft Ilus : Rakyat Golput di Paniai Teratai Paniai, Peserta pemilihan dari 10 Kecamatan di Kabupaten Paniai terlihat sekitar 99 % dinyatakan murni melakukan golongan putih (GOLPUT) pada pemilihan presiden Republik Indonesia ke - 7 yang diselenggarakan kemarin (Rabu, 9 Juli 2014). Dari total jumlah penduduk 90.632 juta jiwa pemilih tetap dari 10 Kecamatan di Paniai ini hanya 1% yang melakukan pencoblosan pada pemilihan presiden kali ini. Partisipasi pemilihan kaum pria rendah atau tidak terlihat di tempat pemungutan suara (TPS), sedangkan kaum wanita lebih banyak di tempat pemungutan suara. Pantauan Teratai Paniai, kelompok yang telah melakukan pencoblosan adalah warga transmigran yang ada disekitar kota Enarotali, kelompok pegawai negeri sipil (PNS) yang berkarya di lingkaran Pemerintah Paniai, kelompok aparat TNI dan Kepolisian setempat dan beberapa partisipan dari rakyat sipil Paniai, sedangkan Kecamatan Paniai Barat yang ikut nyoblos Pilpres juga hanya di satu titik penampungan saja. Sebagian warga masyarakat sipil di sekitar Enarotali dan Madi ibukota Paniai juga melakukan golongan putih (Golput), sedangkan beberapa Desa yang tegabung dalam wilayah administari di Kecamatan Paniai Timur juga tidak melakukan pencoblosan. Tokoh msayarakat wilayah Wegamo W.Gobai mengatakan “ kami tak tahu informasi terkait akan ada pemilihan presiden. Tidak ada informasi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Paniai. Lanjut dia, kami kaget bahwa sekitar jam 12.00 siang Waktu Paniai ada melakukan pencoblosan, namun hal ini kami tidak yakin. Dengan nada kesal masa pemilihan presiden tidak ada informasi apapun padahal kampung kami dekat dengan Ibukota Enarotali. Ini menandakan pelaksanaan Pilpres di Paniai jadikan lahan bisnis kelompok KPU Paniai, (ungkapnya). Apa sebelumnya ada ancaman dari TPN – OPM Wilayah Paniai kepada Pimpinan Komisioner Pemilihan Umum (KPU), menurutnya tidak ada sama sekali ancaman yang dikeluarkan TPN-OPM Paniai. Kata dia, pada tanggal 6 Juli lalu, hanya ada seruan dari pihak TPN – Paniai untuk boikot Pilpres. Isi seruan pemimpin Gerilyawan Paniai menghimbau kepada seluruh lapisan rakyat sipil perjuangan kita belum berakhir, maka segera boikot pelaksanaan Pilpres di Paniai dan seluruh Tanah Papua. Himbauan ini dikeluarkan sebelum 3 hari pelaksanaan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden berlangsung di seluruh Indonesia. Kami melihat seruan ini bukan ancaman kepada Pemimpin Komisi Pemilihan Umum (KPU) Paniai, namun sengaja tidak mendistribusikan logistik ke 9 Kecamatan lain di Paniai, (katanya). Terbungkamnya demokrasi terbuka membuat ketidakadilan, keberpihakan, kebodohan yang nyata di Paniai. Pada intinya siapa yang mau milih presiden atau GOLPUT merupakan soal pilihan karena hak seseorang tidak boleh dipaksakan oleh siapapun dia. Ini akibat dari belum tuntasnya kisru berkepanjangan masalah pemilihan legislatif (PILEG) 9 April lalu. Beliau berharap kegagalan nyoblos ini, tidak ada kelompok yang mengadudombakan dengan kami rakyat sipil terutama pihak Polda Papua dan Pangdam Papua. Selama ini yang meresahkan kehidupan kami adalah kelompok TNI dan POLRI, karena operasi dingin selalu ada terutama membakar rumah kami melalui serangan udara dan darat. Mulai sekarang rakyat takut respon dari kedua kelompok ini atas kegagalan Nyoblos di Paniai. Golongan Putih (GOLPUT) di Paniai murni kelalaian menjalankan tugas dan fungsi sebagai lembaga yang independent. Perwakilan pencoblosan dari 9 Kecamatan diwakilkan oleh KPU setempat. Pemungutan suara yang akan diumumkan nanti merupakan pembohongan kepada publik demi menyelamatkan diri anggota KPU Paniai. Oleh : Teratai Paniai 99% Penduduk Kab. Paniai GOLPUT ataukah Kelalaian KPU Pilpres 2014 ? Ft Ilus : Rakyat Golput di Paniai Teratai Paniai, Peserta pemilihan dari 10 Kecamatan di Kabupaten Paniai terlihat seki... Read more »