0
Teratai Paniai,  Ribuan rakyat sipil Paniai telah lama meninggalkan pemeliharaan ternak babii lokal. Pada hal ternak yang mereka kembangkan adalah jenis ternak lokal yang sesuai dengan ekologi alam Paniai.

Ternak lokal yang ada ini hasil produksi memberikan keuntungan yang sangat besar bagi pemiliknya. Dilihat dari manajemen pemeliharaan dan budidaya ternak babi lokal ini pun sangat sederhana.


 Penurunan ternak Babi lokal terlihat setelah pemantauan pesta Babi atau disebut YUWO dan kegiatan  hari besar lainnya. Hasil yang kami temukan dari pesta YUWO Paniai bahwa 99 %   Babi potong didatangkan dari  luar wilayah Meuwo Paniai.

Beberapa  rakyat sipil dan para peduli ekonomi lokal memprihatingkan dengan kondisi ini. Ini adalah krisis ekonomi lokal Paniai. Sala seorang enggang sebut nama mengatakan seharusnya para pemangku kepentingan terutama Dinas Pertanian dan Peternakan Paniai melakukan penyuluhan kepada masyarakat setempat.

Di sela – sela pesta Babii juga ada banyak yang mengatakan lebih baik kita konsumsi ternak babii lokal. Soalnya dari keunikan kualitas, rasa daging serta daya simpang  yang unik. Namum daya pemeliharaan tenak lokal berkurang (ungkapnya).

Saat ini juga  impor ternak Babii  sangat meningkat yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir ini. Harga pemasaran juga makin melonjak sehingga para importir pedaging ternak babi terus berdatangan sampai membuka  posko pemasaran di Paniai.

Harga pemasan ternak daging potong importir lebih dominan ketimbang ternak lokal di Paniai. Seekor babi potong importir seberat 90 - 200 kg dikenakan Rp. 8 juta hingga Rp. 15 juta.

Harga pemasaran ditawarkan oleh sekelompok pengusaha migran ini menghancurkan ekonomi lokal  dan mencederai peternak lokal Paniai. Dinas setempat perlu ada  evaluasi yang menyeluruh ternak importir dari luar Paniai.

Oleh : Teratai Paniai
 .   
    



Post a Comment

 
Top