Lakepaniai, Tinggal
dua hari lagi proses pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang ke-7 akan
berlangsung pada tanggal 9 juli 2014. Proses kesiapan dan persiapan dari komisi
pemilihan umum (KPU) baik ditingkat pusat dan Provinsi telah berlangsung dengan
baik, terutama pada distribusi logistik ke daerahnya
Keanehan cerita bahwa beberapa Kabupaten di
seluruh Indonesia akan gagal untuk menyukseskan pemilihan presiden Indonesia
pada periode ini. Berita yang menakjudkan bahwa Paniai adalah sala – satu kabupaten
yang akan gagal, dikarenakan pemimpin komisi pemilihan umum (KPUD) Paniai tidak
ada ditempatnya.
Informasi kegagalan
Pilpres di Paniai ini telah keluar di media cetak lokal Cendrawasi Pos di
Nabire pada edisi 2 Juli 2014. Ini
adalah murni kegagalan pemerintah daerah
Paniai melalui komisi pemilihan umum setempat.
Ada apa dibalik
ketidakhadiran kelima anggota ini. Pertanyaan adalah apakah akibat dari
kelalaian komisi pemilihan umum pada proses pemilihan legislatif lalu. Ya. Pemberitaan media onlain Tabloid Jubi.com juga mengungkapkan proses sengketa pesta
demokrasi pemilihan legislatif (Pileg) belum dituntaskan sampai sekarang ini.
Disana mengungkapkan beberapa calon tidak
menerima hasil keputusan pleno KPU setempat karena pengalihan kepada partai
lain.
Kelompok ini
menunggu dan mendesak pemimpin KPU
segera mengembalikan suara rakyat. Suara rakyat adalah suara nurani yang
memberikan cuma – cuma kepada mereka. Keterlibatan pengalihan suara menyebabkan
kehilangan para pemimpin tersebut.
Akankah ada konflik horizontal
antara pemilik suara dengan para anggota KPU setempat. Hasil pantauan kami
bahwa suatu waktu akan terjadi konflik perang marga setempat atau perang
keluarga. Aksi lanjutan tuntutuan pengembalian suara terdengar sepanjang hari di ibukota Enarotali. Mereka
berorasi tanpa lela, demi mengembalikan suara terutama pada kehilangan
perolehan jumlah suara yang di raihnya.
Aksi – aksi terbuka
dari kelompok korban politik yaitu melakukan aksi damai mereka datangi ke
kantor KPU untuk bernegosiasi, memalang kantor KPU, membagi pesan infomasi
melalui handphone, dan sebagian kelompok mengajukan permohonan gugatan di
pengadilan Provinsi maupun di Makamah Konstitusi (MK) sebagai bentuk kekecewaan
mereka. Komisi pemilihan umum pada periode kali ini satu didikan dengan periode
sebelumnya.
Satu didikan yang
dimaksud adalah tidak ada perubahan dalam pesta demokrasi, terus mengundang
masalah dikalangan rakyat sipil Paniai. Penggelapan suara selalu saja terjadi
di Paniai, namun sayangnya adalah jangan -jangan penggelapan suara jadikan
tradisi dikalangan intelektual mudah disana.
Wilayah
Meepago
Paniai dipastikan akan gagal Pilpres 9 Juli namun harus
ada analsis komprehensif secara tersimak.Disimak dari pesta demokrasi
sebelumnya, pengalihan suara menyebabkan hubungan keluarga, saudara jadi
retak. Isu ini juga bias akan berdampak pada kehidupan rakyat kecil
dilihat dari aksi pihak keamanan di Papua. Konflik berkepanjangan akan
ada di Paniai seperti pada tahun 2011 lalu yang mana rumah dibakar,
masyarakat pengungsian besar - besar di daerah tetangga, akibat dari
meluaknya aparat keamanan Paniai.
Selanjutnya adalah apa
isu kegagalan Pilpres Kab.Paniai akibat seruan dari KNPB atau murni akibat dari
kegagalan Pileg 9 April lalu. ********************
Seruan KNPB
Boikot Pilpres 2014
Isu
boikot pemilihan Presiden menggema di
seantro bumi Cendrawasih Papua. Pemimpin Komite Nasional Rakyat Papua Barat
(KNPB) bertanggung jawab dalam ajakan boikot karena dilihat dari latar belakang
keberadaan Pulau Papua Indonesia.
Siapa itu KNPB ?.
KNPB merupakan sebuah organisasi
perjuangan rakyat Papua Barat untuk pemisahan dari negara Indonesia.
Organisasi ini juga berdiri sejak 6 tahun lalu untuk memediasi rakyat Papua
Barat, kini organ ini mempunyai parlemen
rakyat daerah (PRD) setiap kota.
Disini yang diringkaskan
adalah seruan KNPB dengan pemberitaan akan gagal pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia di Paniai – West
Papua. Pada dasarnya Papua tempat mengkambinghitaman persoalan dari pihak
aparat TNI dan Polisi untuk meloloskan
kepentingan mereka dengan tujuan melemahkan organisasi pergerakan orang Papua.
Disini Tidak ada kata kejujuran, maka hal ini perlu meluruskan
pengkambinghitaman selalu datang sepanjang waktu menerpa organisasi pergerakan rakyat Papua Barat ini.
Dalam hal ini, isi
daripada ajakan seruan boikot secara damai yang disingkapkan
oleh pengurus KPNB pusat ada tiga yakni,
boikot dilakukan secara damai di Papua yang Pertama " rakyat akan menusuk lebih dari satu gambar Partai
" tempat TPS, yang kedua, menusuk bagian putih dari kartu
suara, dan boikot damai yang ketiga " tidak mendatangi ke TPS, tinggal di rumah atau
bekerja untuk mencari nafkah hidup rakyat tertindas". Tiga teknis ini yang digunakan untuk mengajak
boikot secara damai di Papua.
Nilai positif dari
ketiga poin diatas merupakan ajakan yang damai, bermartabat dan demokratis
karena tidak mengingini korban berjatuhan di kalangan aparat Indonesia dan
Rakyat Sipil Papua Barat. Namun melihat dari aksi – aksi gerakan aparat
Indonesia baik TNI dan kepolisian telah melakukan dan terus melakukan aksi yang
berlebihan yang mengorbankan nyawa manusia bahkan telah membunuhnya. Aksi
berlebihan seperti penangkapan seorang Ibu/mama Papua serta 16 aktivis KNPB di
Jayapura dan Timika. Mereka ditangkap karena membagikan selebaran boikot,
pemilihan tersebut.
Pembagian selebaran
merupakan aksi mengemukakan pendapat, menyampaikan sikap politik terbuka dimuka
umum, selain itu ajakan boikot secara damai akibat dari konflik berkepanjangan
belum mencari solusi oleh pihak bertikai. Selebaran ini memberikan ide kepada
pihak lawan untuk duduk mencari solusi secara damai.
Daerah Paniai
juga merupakan tempat sasaran bagi tentara Indonesia dan disitu tempat
pusatnya Makodam V wilayah Meepago,
tempat menggerakan tentara pembebasan nasional Organisasi Papua Merdeka
(TPN-OPM). Hubungan korelasi antar pemerintah Paniai dengan TPN - OPM
tidak ada sama sekali. Jelas bahwa misi TPN merupakan mempertahankan
tanah serta melawan penjajahan. Segi ini jelas bahwa agenda penajajahan
akan mengganggu sampai pembebasan utuh ada.
Konteks persoalan akan
gagal jelas bahwa kehilangan pemimpin akibat adanya gagal menjalankan tugas
negara saat pemilihan legislatif lalu.
Boleh dikatakan takut dengan reaksi masyarakat atas tuntutan rakyat. “Diduga kuat
adalah " KPU" sendiri, yang akan gagalkan pemilihan presiden dan
wakil presiden, saat itu harus ada wartawan asing yang benar - benar independen untuk menjaga mengadu domba
oleh pihak keamanan yang bertugas di Papua.
Terpilihnya kelima
anggota KPU melalui proses seleksi yang panjang, seleksi yang ketat, tidak
curang. Pastinya saat menyeleksi sala – satu kriteria yang dilihat adalah
pernah terlibat dalam kegerakan masa Papua
Barat medeka. Sesi ini praduga berlebihan dari " pihak keamanan
membuat akan terjadi mengadu domba kepada KNPB, untuk mencari konflik baru untuk
mengorbankan rakyat sipil. Pihak yang bersalah mengawasi, melindungi bahkan
menjamin meloloskan dari permasalahan hukum.
***********************
***********************
Segi Politik Mengapresiasi Tindakan Anggota Pemilih Paniai
Pemilihan dilihat dari segi politik adalah tepat sasaran dengan alasan atau
penyebab yang ditimbulkan oleh aspek politik KPUD Paniai, sikap KNPB serta masyarakat
tidak mau memilih. Seperti ketidakpercayaan dengan pemimpin baru, tak percaya
bahwa pilpres akan membawa perubahan dan perbaikan. Melihat dari sejarah sebelumnya
lebih tepat masyarakat untuk tidak
menggunakan hak pilihnya.
Sejak 18 tahun konteks pemerintahan
otonom daerah baru khusus Paniai terbentuk, namun selama ini apa yang terjadi,
hanya menghadirkan raja – raja kecil
dalam kotak lingkarang, transmigrasi besar – besaran yang ada,
penghancuran rumah – rumah rakyat sipil oleh Tentara Nasional Indonesia, penambangan
illegal yang ada, pembangunan infrasturuktur
tidak jelas, guru honorer sipil tidak diberdayakan kemudian kontrak guru
dari Sulawesi, Kalimantan, Sumatra dan
Pulau Jawa. Point penambahan juga kedua
calon merupakan black campaign yang sama yakni PDIP pelanggaran HAM pembunuhan tokoh adat Papua (yang terlibat
adalah partainya bukan Jokowidodo) dan Gerindra pelaku Genosida di Mapenduma –
Papua(manusia).
Beberapa alasan diatas ini adalah faktor pendukung untuk mewajibkan boikot pilpres 2014 bagi rakyat Paniai, karena tidak ada keberpihakan kepada rakyat kecil, apalagi Jarak Jakarta - Paniai mempengaruhinya. Disini mengungkapkan politik itu “Gile” disaat pemilihan tertentu baru nampak, kaya ikan probibi samping kali. Seharusnya raja – raja kecil dihukum memang kalau ada hukum khusus Paniai dan pada umumnya Papua.
Beberapa alasan diatas ini adalah faktor pendukung untuk mewajibkan boikot pilpres 2014 bagi rakyat Paniai, karena tidak ada keberpihakan kepada rakyat kecil, apalagi Jarak Jakarta - Paniai mempengaruhinya. Disini mengungkapkan politik itu “Gile” disaat pemilihan tertentu baru nampak, kaya ikan probibi samping kali. Seharusnya raja – raja kecil dihukum memang kalau ada hukum khusus Paniai dan pada umumnya Papua.
Politik pragamatis yang
semakin menguat, baik dikalangan politisi maupun di sebagian masyarakat. Para
politisi hanya mencari keuntungan sesaat dengan cara mendapatkan suara rakyat.
Sedangan sebagian masyarakat kita, politik dengan melakukan transaksi semakin
menjadi-jadi. Baru mau mendukung, memilih jika ada mendapatkan keutungan
materi, maka muncul ungkapan, kalau sudah terpilih mereka akan lupa janji.
Uraian diatas yang secara politik masyarakat wajib mempelajari untuk menggunakan
hak pilihnya. Semakin kami tidak yakin dengan politisi.
Bersambung, penghadangan oleh TPN- OPM Paniai
Post a Comment