Dalam
rangka pesta demokrasi pemilihan Presiden Indonesia jatuh pada tanggal,
(9/7/14) di Kab. Paniai, Provinsi Papua tak berjalan lancar pada hari
ini. Karena dihadang oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau
Organisasi Papua Merdeka (TPN-PB/OPM). Dan dikabarkan 9 distrik tidak
mengadakan pemilihan presiden Indonesia, secara demokratis sebagai warga
Negara. Disebabkan kelompok pimpinan TPN-PB/OPM,
wilayah Nabire-Pania dibawah, Leo M Yogi bersama pasukannya, beraksi
diwilayah mereka sebagai revolusioner TPN-PB/OPM Komando Wilayah itu.
Sebelumnya, Ketua KPU Kab. Paniai menyampaikan bahwa, kami akan distribusikan logistis atau kotak suara itu, ke-masing-masing kecamatan yang ada. Dan kami KPU Daerah akan berusaha secepat mungkin sebelum diadakan pemilihan berlansung ke setiap kecamatan yang ada diderah ini.
Tetapi dengan adanya himbauan dari TPN-PB/OPM dalam rangka pemilihan pilpres maka kotak suara tak sampai di 9 distrik yakni, Kecamatan Paniai Barat (Obano), Pania Utara (Kebo), Paniai Selatan (Epouto), Ekadide (Pasir putih), Aradide (komopa), Siriwo Timur (bogobaida), Siriwo barat (darouw), Duma-dama dan Bibida. “Itu semuanya, digagalkan oleh TPN-PB/OPM dibawah pimpinan Leo M Yogi, bersama pasukanya.” Disampaikan kepada media ini.
Masyarakat Kab.Paniai hanya mencoblos Kecamatan Paniai Timur, Enaraotali yang disebut ibukota kab.Paniai. Dan selain dari semua kotak suara dari 9 distrik tersebut ditahan di KPU Daerah setempat.“Penyelenggara pesta demokrasi kab.paniai sudah digagalkan oleh semua rakyat sipil bersama TPN-PB/OPN Paniai.” Jelasnya.
“KPU Kab. Paniai bersama seluruh rakyat yang ada didaerah itu, merasa khawatir dengan himbauan boikot pilpres dari TPN-PB sebelumya. Dikarenakan seruan boikot TPN-PB bersifat represif terhadap siapapun yang akan membawa kotak suara ke setiap kecamatan, baik orang asli maupun kaum kolonial. Dikabarkan bahwa, kami TPN-PB tak akan segan-sengan menindak tegas, apa bila akan membawa kotak suara .” Ungkap TPN-PB/OPM.
Ungkapan yang sama, salah satu pimpinan TPN-PB/ OPM
Kodan di wilayah wedauma, Gadei Nawipa melalui media
www:suarawiyaimana.blogspot.com; membenarkan bahwa,sebelumnya kami
TPN-PB tak memberi izin kepada siapapun yang akan membawa kotak suara
disetiap distrik yang ada di Kab.Paniai itu. Dan mereka juga dijaga
ketat setiap pelabuhan pintu masuk ke distrik masing-masing dengan
kekuatan yang mereka miliki. Kabar ini, langsung disampaikan oleh Gadei
Nawipa, melalui media ini.
Jadi kami TPN-PB/OPM wilayah Nabire-Paniai benar-benar menolak dan memboikot pemilihan presiden tahun ini, terutama di Kab. Paniai. “Dengan demikian kami TPN-PB/OPM berharap Indonesia segera membuka ruang demokrasi melalui mekanisme Internasioanl agar kami bangsa papua juga menentukan nasib kami sendiri sebagaimana kamu kolonial Indonesia sudah merdeka.” harapnya.
Sebelumnya, Ketua KPU Kab. Paniai menyampaikan bahwa, kami akan distribusikan logistis atau kotak suara itu, ke-masing-masing kecamatan yang ada. Dan kami KPU Daerah akan berusaha secepat mungkin sebelum diadakan pemilihan berlansung ke setiap kecamatan yang ada diderah ini.
Tetapi dengan adanya himbauan dari TPN-PB/OPM dalam rangka pemilihan pilpres maka kotak suara tak sampai di 9 distrik yakni, Kecamatan Paniai Barat (Obano), Pania Utara (Kebo), Paniai Selatan (Epouto), Ekadide (Pasir putih), Aradide (komopa), Siriwo Timur (bogobaida), Siriwo barat (darouw), Duma-dama dan Bibida. “Itu semuanya, digagalkan oleh TPN-PB/OPM dibawah pimpinan Leo M Yogi, bersama pasukanya.” Disampaikan kepada media ini.
Masyarakat Kab.Paniai hanya mencoblos Kecamatan Paniai Timur, Enaraotali yang disebut ibukota kab.Paniai. Dan selain dari semua kotak suara dari 9 distrik tersebut ditahan di KPU Daerah setempat.“Penyelenggara pesta demokrasi kab.paniai sudah digagalkan oleh semua rakyat sipil bersama TPN-PB/OPN Paniai.” Jelasnya.
“KPU Kab. Paniai bersama seluruh rakyat yang ada didaerah itu, merasa khawatir dengan himbauan boikot pilpres dari TPN-PB sebelumya. Dikarenakan seruan boikot TPN-PB bersifat represif terhadap siapapun yang akan membawa kotak suara ke setiap kecamatan, baik orang asli maupun kaum kolonial. Dikabarkan bahwa, kami TPN-PB tak akan segan-sengan menindak tegas, apa bila akan membawa kotak suara .” Ungkap TPN-PB/OPM.
Ungkapan yang sama, salah satu pimpinan TPN-PB/
Jadi kami TPN-PB/OPM wilayah Nabire-Paniai benar-benar menolak dan memboikot pemilihan presiden tahun ini, terutama di Kab. Paniai. “Dengan demikian kami TPN-PB/OPM berharap Indonesia segera membuka ruang demokrasi melalui mekanisme Internasioanl agar kami bangsa papua juga menentukan nasib kami sendiri sebagaimana kamu kolonial Indonesia sudah merdeka.” harapnya.
Post a Comment