0

Jayapura, 13/8 (Jubi) – Pemerintah Indonesia di bawah pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dinilai gagal ciptakan Papua damai. Hal itu ditegaskan salah satu Komisioner Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM) asal Papua, Natalius Pigai.

“Tahun ini maupun tahun yang lalu, saya tegaskan bahwa negara gagal menjamin atau menciptakan Papua damai. Negara dalam hal ini dibawah pemerintahan Presiden SBY. Karena itu format kebijakan keamanan di Papua dan kebijakan-kebijakan manajemen pertahanan di Papua itu harus soft (lembut),” tegas Natalius kepada tabloidjubi.com via telepon selulernya, Selasa (12/8) petang kemarin.

Natalius berharap di bawah kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) yang nantinya jika diputuskan Mahkamah Konstitusi sebagai presiden Indonesia yang sah dan terpilih. Maka, ia memastikan dibawah kepemimpinan Jokowi, pasti ciptakan Papua damai.

“Pendekatan kemanusiaan atau humanisme itu bukan slogan-slogan, seperti Presiden SBY setiap tahun, setiap periode, setiap pidato, dikatakan akan bangun Papua dengan damai dengan dialog. Tapi tidak pernah tercapai. Saya yakin dibawah kepemimpinan presiden terpilih Jokowi, akan buat Papua damai melalui dialog,” kata Natalius.

Dalam pengamatannya, hubungan yang tidak harmonis antara kelompok sipil bersenjata di hutan dengan TNI Polri, jurstru bisa atau dampaknya adalah rakyat sipil. Seperti contoh, setiap kali ada kontak senjata, apakah TNI/Polri yang mati atau pihak kelompok sipil bersenjata (KSB) di hutan yang mati, pasti rakyat yang jadi korban. Gereja yang dihancurkan, atau juga nanti masyarakat sipil yang dibunuh.

“Jokowi itu kata-katanya bisa dipegang, karena pemerintah sekarang ini gagal menciptakan Papua damai. Apalagi SBY sebentar lagi sudah tidak menjabat presiden. Harapan berikutnya adalah Jokowi,” katanya.

Dalam konteks pengelolaan manajemen pertahanan keamanan di bawah pimpinan SBY, ia menilai sampai saat ini gagal total. Dengan melakukan pendekatan keamanan, menurutnya pemerintah sekarang tidak mempunyai format yang baik untuk mengamankan rakyat sipil.

“Jadi saya kira ini salah satu manajemen pertahanan yang keliru terapkan oleh Presiden SBY, mungkin Jokowi tidak seperti demikian. Jokowi pasti dia akan lakukan pendekatan berbasis kemanusiaan. Apalagi rakyat Papua sudah memberikan suara yang begitu besar. Hubungan rakyat Papua dengan Jokowi juga begitu baik. Saya kira harapa kedepan, mungkin, akan lebih baik,” katanya.

Sebelumnya, salah satu aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) di Papua, Pastor Jhon Djonga meminta kepada pemerintah daerah (Pemda) dan TNI/Polri untuk memfasilitasi dialog bersama rakyat Papua, karena saat ini rakyat sedang marah kepada pemerintah mulai dari Bupati hingga kepala-kepala kampung.

“Masyarakat sedang marah kepada para Bupati, kepala distrik, kepala desa, mereka bicara tentang dana otsus, dana pemberdaya kampung, dana kesehatan, tetapi tidak sampai pada rakyat,” kata Peraih penghargaan Yap Thiam Hien tahun 2009 sepekan lalu. (Jubi/Indrayadi TH).
Sumber : Tabloidjubi.Com

Post a Comment

 
Top