0


Roma Italia, Jumat Agung di Vatikan, jalan Salib di adakan Koloseum dihadiri oleh banyak umat beriman kemudian memusatkan perhatian nasib orang kristen yang dianiaya di seluruh dunia.

Salib pun dibawakan oleh umat dari Suriah, Nigeria, Irak, Mesir, Cina dan tentu dari Italia.

Pada perhentian ke-14, giliran Kard. Vallini yang membawa Simbol terkasih dari agama Kristen. "Dalam kita ada cinta ilahi, kita lihat lagi hari ini saudara-saudara kita yang dianiaya,dipenggal, disalib, karena iman mereka di dalam kita, di bawah mata kita, kita sering diam," katanya dalam sebuah refleksi singkat April 3 setelah Jalan Salib.

Pernyataan Paus datang satu hari setelah pembantaian 147 siswa - sebagian besar Kristen, terpisah dari rekan-rekan muslim pada awal serangan di Kenya Garissa University College di tangan Somalia Al Shabaab bersenjata.

Sebelumnya, Paus Francis mengutuk "tindakan brutal yang tidak masuk akal," dalam surat belasungkawa kepada konferensi uskup Kenya, Bapa Paus berdoa " untuk perubahan di antara pelaku-nya.

" Menurut surat yang ditandatangani oleh Sekretaris Negara Vatikan Kardinal Pietro Parolin, Bapa Suci meminta pemerintah untuk meningkatkan upaya mereka dalam membawa mengakhiri kekerasan, keadilan dan perdamaian.

Paus Francis telah berbicara berulang kali pada martir kristen hari ini. Dia menekankan bahwa ada lebih banyak orang kristen yang dianiaya di seluruh dunia sekarang daripada di abad-abad awal kekristenan.

Pada akhir Jalan Salib - atau Via Crucis - Paus Francis tercermin pada penderitaan yang dialami Kristus selama Sengsara-Nya. "Dalam kekejaman gairah anda, kita melihat kekejaman di dalam hati kita, dan tindakan kita," katanya.

"Oh Menang Kristus disalibkan, Jalan Salib adalah sintesis dari hidup kita, ikon ketaatan kami dalam kehendak Bapa, dan realisasi kasih yang tak terbatas untuk kita, yang adalah orang berdosa."

Paus menyimpulkan pidatonya dengan meminta Tuhan untuk "mengajarkan kita bahwa Salib adalah Jalan menuju Kebangkitan," dan bahwa "Jumat Agung adalah jalan menuju Paskah untuk terang."

"Ajarkan bahwa Tuhan tidak pernah melupakan salah satu anak-anaknya, dan mengampuni kita dan merangkul kita dengan rahmat-Nya yang tak terbatas. Tapi juga mengajarkan kita untuk tidak pernah lelah untuk meminta pengampunan, dan percaya belas kasihan, tanpa batas, dari Bapa. "
 Oleh : MG/tp

Post a Comment

 
Top