0
                    Opini ini disumbangkan oleh : Marinus Gobai
 

Telah lama nama daerah Paniai telah terkenal dari sejak tahun 60an zaman pemerintahan Belanda terkenal didunia luar negeri. Kini Pulau Papua integrasikan dari tahun 1961 kedalam NKRI sejarah terbentuknya Kabupaten Paniai ibukota letaknya di Nabire. Pada tahun 1997 Kabuten Paniai dimekarkan menjadi sebuah administrasi baru ibukota Enarotali-Paniai.

Dari pemimpin ke pemimpin pemerintahan daerah Paniai berjalan hingga kini krisis kepemimpinan terus melanda dan membludak sehingga membuat terjadi dampak negatif bagi masyarakat setempat dan mempertanyakan keberadaan wilayah otonom daerah tersebut. Hal ini nampak setelah kunjungan pertama di kantor-kantor dinas setempat Madi - Paniai. 

Pada kunjungan menyimpulkan gaya kepemimpinan para bupati sebelumnya  kurang tegas dan kurang displin dalam hal kerja maupun kebijakan – kebijakan lain membuat adanya kebebasan sifat manusia dosa, artinya  korupsi, kolusi dan nopotisme nampak adanya.    

Hasil kunjungan bahwa dinas- perkantoran dikategorikan dalam dua kelompok besar dan dengan gaya kepemimpinan yang berbeda – beda pula. Ada kelompok dinas yang displin kerja dan ada dinas yang malas – malasan dalam panggilan kerjanya. Kelompok yang aktif kerja sesuai jam yang ditentukan yaitu 08.00 sampai dengan 14.00 waktu setempat sedangkan kelompok yang malas - malasan hanya bekerja kurang lebih 1 jam sejak 08.00 – 09.00 pagi waktu Paniai.  

Klasifikasi dinas – dinas terkait yang bekerja aktif sesuai jam dinas kerja yaitu Dinas Kesehatan. Tiga dinas tersebut para pegawai negeri sipil bekerja selama 6 hingga 7 jam kerja. Dinas – dinas tersebut dikategorikan etos kerja dan kedisplinan kerja yang  tinggi, namum dipertanyakan dalam hal pelayanan publik kepada masyarakat sipil, misalnya dinas kesehatan. Disana jaminan mutu kesehatan dan fasilitas kesehatan tidak menjamin adanya.  

Hasil kelompok pemalas kerja muncul karena ula dari kepala dinas atau (KADIS) instansi terkait. KADIS ada setelah Bupati dan Wakil nampak di wilayah perkantoran. Akibatnya adalah anggota  instansi terkait  apatis dengan pemimpin mereka dan terjadi adanya kecemburuan pembagian job proyek yang nampak dilingkaran instansi terkait. 

Selain ini lingkaran legislatif, dari periode ke periode pada pemilihan DPR dilakukan secara aturan nasional untuk guna meningkatkan pembangunan. Kasus adalah kemana orang – orang yang terpilih menjadi anggota legislatif. Hasil membuktikan bahwa bupati dan wakil bupati serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Paniai tidak pernah menetap dilingkungan wilayah mereka. Hanyalah ada kehidupan berfoya – foya dari kota atau daerah lain diatas penderitaan kelompok miskin yang merajalela di Paniai. 

Data fakta statistik menyebutkan kabupaten Paniai termasuk daerah kemiskinan terbesar urutan kedua di Provinsi Papua. Dana otonomi khusus tidak pernah disalurkan dengan baik mengakibatkan masyarakat hidup dibawah garis kemiskinan. Selain ini pembangunan di kabupaten Paniai tak ada perkembangan sama sekali dari waktu ke waktu. Pemimpin –pemimpin tersebut ada ketika sidang anggaran tiba demi menyelamatkan kepentingan raja – raja kecil di Paniai.

Disini diuraikan bahwa terdapat dua jenis pemimpin cerdas yaitu pemimpin cerdas yang bisa membawah perubahan dan pemimpin cerdas saja.

Untuk menciptakan perubahan (dalam arti positif), tidak diperlukan pemimpin sangat cerdas sebab kadang kala kecerdasan justru dapat menghambat keberanian. Keberanian menjadi satu faktor penting dalam kepemimpinan berkarakter,termasuk keberanian mengambil keputusan dan menghadapi risiko.Kepemimpinan berkarakter (risk taker) bertentangan dengan ciri-ciri kepemimpinan populis tidak berani mengambil resiko, bekerja menggunakan uang, kekuasaan dan politik populis atau pencitraan lain.

Paniai sudah memiliki beberapa mantang bupati dan tiap bupati tidak menghasilkan perubahannyan sendiri-sendiri. Bupati pertama, kedua ketiga keempat sampai saat sekarang ini tidak membawah perubahan besar bagi masyarakat sipil dan daerah yang mereka pimpin. Orang – orang  pertama dalam sejarah yang ada di Paniai terus mengkaderkan pemimpin tak kreatif dan inovatif. Hasil lapangan membuktikan pembangunan lumpu total baik membangun pembangunan fisik maupun non fisik  di wilayah otonom daerah kabupaten gagal menjadi wilayah mandiri dan perubahan.

Sayang hingga bupati ke-berapa zaya tidak tahu (Visi dan Misi Awetako Ena Agapida) membawah hal buruk yang tampak belum berubah, yaitu: pemerkosaan, pembunuhan masyarakat, otonomi khusus kabupaten gagal, masuk perusahan asing illegal, produksi tambang illegal, nampak ilegalloging, pelanggaran HAM, gizi buruk, lebih parah kemiskinan negeri Kabupaten Paniai ini. Akankah semuanya jadi warisan abadi? saatnya ada perubahan yang menyeluruh untuk menjawab slogan yang disusun dalam kampanye politik, semboyang” hari esok lebih baik dari kemarin” seharusnya bisa di implementasikan secara proporsional.

Artinya pemerintahan yang ada berniat memberantas semuanya, seharusnya fiat justitia preat mundus-hendaknya hukum ditegakan walaupun dunia harus binasa (Ferdinand I,1503-1564). Bukan cukup memperkuat hukum (KPK, MK, Pengadilan Tipikor, KY, hingga satgas pemberantasan Mafia), korupsi, pelanggaran HAM, kemiskinan pun hilang. Tepatnya seolah-olah hilang, realitasnya, hukum dengan segala perkuatannya di kabupaten Paniai ini hanya mampu membuat berbagai ketentuan hukum, tetapi tak mampu menegakan hukum.

Quid leged sine moribus (roma)-apa artinya hukum tak disertai moralitas? Apa artinya hukum dengan sedemikian banyak perkuatannya jika moral pejabatnya rendah berakhlak buruk,dan bermental pencuri pembohong, dan pemalas?

Keberanian : meminjam teori bill newman tentang elemen penting kepemimpinan, yang membedakan seorang pemimpin sejati dengan seorang manajer biasa adalah keberanian (The 10 lawof leadership). Keberanian harus didasarkan pada pandangan yang diyakini benar tanpa keraguan dan bersedia menerima resiko apapun. Seorang pemimpin tanpa keberanian bukan pemimpin sejati. Keberanian dapat timbul dari visi dan bersandar penuh pada keyakinan atas kebenaran yang di perjuangkan.
Keberanian muncul dari kepribadian yang kuat, sementara keraguan datang dari kepribadian yang goyah, kalau keberanian lebih mempertimbangkan aspek kepentingan keselamatan diluar diri pemimpin kepentingan rakyat keraguan lebih mementingkan aspek keselamatan diri pemimpin itu sendiri.
Korelasinya dengan keberanian memberantas kegagalan otsus, pemerintahan berjalan yang dipilih lebih dari 90 persen rakyat kenyataanya masih memipmpin seperti sebagaimana para pemimpin yang dulu memimpinnya.
Memang, secara alamiah, individu atau organisasi umumnya akan bersifat konservatif atau tak ingin berubah ketika sedang beradah dalam posisi puncak dan situasi menyenangkan. Namun dalam konteks kegagalan otsus yang kian menggurita, tersisa pertanyaan apakah pemimpin sekarang sampai 2018 mampu membawah negeri Kabupaten Paniai ini betul-betul terbebas dari KKN, Pelanggaran HAM, kegagalan otonomi kabupaten dan kemiskinan.

Pertanyaan lebih substansial: apakah pemerintahan sekarang tetap komitmen perubahan ? atau justru ide perubahan gagal sayang di canangkan (2012) hanya slogan kampanye kerena ketidaksiapan menerima resiko-resiko perubahan? Terakhir, apakah pemerintahan sekarang dapat di pandang sebagai pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan konsisten dalam pengertian teguh dengan karakter dirinya, berani mengambil keputusan berisiko atau justru menjalankan pemimpin populis dengan segala pencitranya?

Paniai perlu pemimpin visioner dengan impian besar, berani membayar harga, dan efektif, dengan birokrasi yang lentur. Tidak ada pemimpin tanpa visi dan tidak ada visi tanpa kesadaaran akan perubahan. Perubahan adalah hal tak terelakan. Sebab, setiap individu, organisasi dan bangsa yang tumbuh akan selalu ditandai oleh perubahan-perubahan signifikan. Di Provinsi Papua ini telah lahir beberapa pemimpin bupati yang berkarakter dan membawah perubahan bagi negerinya, berani mengambil keputusan demi menyejaterahkan rakyatnya. Pulau Jawa Provinsi Jawa Barat ada beberapa kabupaten membangun pembangunan dari pertanian, paniai pun harus mengambil hikma dari pulau Jawa Barat. Apa fungsi studi banding maupun pelatihan pembangunan setiap tahun? Masyarakat semakin menderita kesehatan, pendidikan dan perekonomian pun meningkat muncullah kemiskinan. Pemerintah harus mengenal sumber daya alam yang ada supaya pembangunan yang ketertinggalan dan kemiskinan harus memberantas. Letak geografis menandakan Paniai harus membangun dari perikanan air tawar karena sumber daya alam sudah sediakan bagi  tinggal pengelolaannya.

Paniai bisa harus lebih baik. Oleh karena itu, semoga kepemimpinan sekarang membawah  (pencerahan), artinya pencanangan pemberantasan kegagalan Otsus, kemiskinan bukan sekedar retorika politik untuk menjaga komitmen dalam membangun citranya. Kita harap kasus pelanggaran HAM, kemiskinan dan perilaku penyelenggara kabupaten yang suka mencuri, berbohong, dan malas tidak akan menjadi warisan abadi kabupaten ini. Sekali lagi, seluruh rakyat Paniai tetap berharap agar bupati dan wakil bupati sekarang bisa membawa perubahan signifikan bagi negeri kabupaten paniai.

Sayangnya adalah pembantu bupati dan wakil bupati juga orang dalam komplotan yang sama. Hasil produk – produk yang lama, orang – orang yang  tidak kreatif, inovatif dalam  proses masalah yang ada tadi. Selama kelompok–kelompok  ini masih  ada di lingkungan PEMKAB Paniai tak akan membawah perubahan bentuk apapun. Bukan kata pesismis melainkan wajah yang lama banyak pengalam karakter korup. 

Bukti kasus : selama lima tahun lalu dana BLK senilai Rp. 2 miliar saiapa gunakan dan dana ini diberdayakan kepada siapa?. Orang / pelaku korupsi KKN dana BLK ini masih mengangkat pejabat kepala dinas di pemerintahan sekarang. Ini yang nyata  dilapangan, orang  yang sama tak ada perubahan nyata.
Akan Bersambung  hal  ...............

Post a Comment

 
Top