Peduli
masa depan anak-anak negeri yang ada di kampung-kampung pedalaman Papua
, guru honorer dengan segala keterbatasan masih setia mengabdi. Mereka
setiap hari mengajar murid-murid di sekolah. Namun, kepedulian dan
pengabdiannya terabaikan. Belum dilirik pemerintah. Praktis, nasib dan
kesejahteraannya tak menentu di tengah beratnya tanggungan beban
keluarga.
Anak-anak sekolah di Dimiya Epouto , Distrik Yatamo, Paniai.
Yairus Tatogo, seorang guru honorer di SD Neg/Inpres Dimiya, Distrik
Yatamo, Kabupaten Paniai, melihat pentingnya pendidikan bagi generasi
penerus sebagai satu hal mutlak yang harus diseriusi semua pihak
terutama pemerintah melalui dinas teknis terkait.
Yairus
Tatogo,adalah seorang tamatan SMK Karel Gobai di Enarotali Paniai dan
dia tidak melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi karena Yairus
melihat Sekolah di kampungnya tidak ada guru PNS dan Honorer yang setia
mengabdi, Oleh karena itu Selama 6 tahun, ia tak mengenal lelah mengabdi
di sekolah yang dibangun di kampung halamannya . Sekolah itu didirikan
sekitar 40 an tahun lalu. “Selama ini saya rasakan sendiri, guru kalau
tidak mengajar, kasihan anak-anak di kampung, mereka tidak akan
belajar,” kata Yairus Tatogo di dimiya Epouto, baru-baru ini.
Tak
ada kegiatan belajar mengajar (KBM), sudah pasti anak usia sekolah
memilih berkeliaran di jalanan dan . Ada yang ikut orang tua ke kebun
atau cari kayu di hutan. Pada jam-jam sekolah, banyak pula yang mudah
ditemui di Kota Enarotali. “Begitu terus itu mereka tidak akan pintar
seperti halnya anak-anak lain yang sedang sekolah. Jadi, kita harus
serius perhatikan anak-anak ini sebagai pengganti kita di kemudian hari,
bukan malah biarkan mereka tidak bersekolah akibat tiadanya tenaga
guru,.
Ia kemudian membandingkan kesetiaan guru-guru honorer atau
guru sukarela dengan tenaga pendidik yang ber-NIP atau guru PNS. Guru
tersebut sudah pasti hak-haknya dibawah tanggungan negara. Namun tidak
jarang dalam kenyataannya absen menjalankan tugas utamanya mendidik dan
mengajar anak-anak di sekolah. Tak sedikit pula yang mondar-mandir di
kota, melupakan tugasnya di sekolah.
“Di Paniai ini jumlah guru
terbatas. Fakta ini sudah diketahui oleh pihak dinas. Guru kurang, yang
ada juga malah malas mengajar. Lalu, mau arahkan kemana anak-anak kita
ini?.”
Bagi Yairus Tatogo, persoalan ini baiknya segera disikapi.
Bila perlu Kepala Dinas turun lihat langsung di sekolah-sekolah,
tanyakan sama anak-anak, kira-kira guru siapa yang pemalas mengajar dan
siapa yang selalu setia. “Ya, turun survei saja. Biar ada data jelas,
supaya hal-hal itu dibenahi,” katanya berharap.
Demi masa depan
generasi muda, peserta didik harus diselamatkan, bukan lagi guru
mementingkan nasib pribadi semata dengan mengorbankan waktu untuk
mengajar. Guru honorer, kata dia, walau diabaikan, masih setia
menjalankan tugasnya di sekolah.
“Selama ini pemerintah tidak
perhatikan nasib kami. Guru bantu dan guru honorer harusnya
diprioritaskan. Kalau tidak diperhatikan berarti pendidikan kita akan
hancur, saya prediksi begitu,.
Yairus Tatogo saat diwawancarai di dimiya.
Kuantitas tenaga guru di Paniai, masih menurut Yairus, masih minim.
Namun tenaga honorer atau guru sukarela yang ada pun tidak diperhatikan
nasibnya. Sementara pembangunan fisik berupa gedung sekolah yang megah
dilengkap mebelair terus diperhatikan pemerintah melalui Dinas
Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Paniai.
“Kalau pembangunan fisik
seperti gedung sekolah, kita lihat sudah bagus. Gedungnya mewah, bukan
hanya di sekitar kota saja, tetapi pihak dinas sudah dan sedang bangun
gedung-gedung SD maupun SMP yang mewah di kampung-kampung, dilengkapi
fasilitas dan laboratorium, perpustakaan,” puji Yairus Tatogo dan
kawan-kawannya.
Kebijakan pemerintah memerhatikan pembangunan gedung
sekolah berikut pengadaan sarana belajar harus diimbangi dengan
penyediaan tenaga guru. Sebab, biarpun gedung bagus, jika tak ada guru,
sama saja KBM tak akan berjalan sebagaimana mestinya. “Siapa yang mau
ajar anak-anak di ruang kelas yang mewah itu kalau gurunya tidak ada?,”
tanyanya.
Minimnya tenaga pendidik, diakui Kepala Dinas Pendidikan
dan Pengajaran Kabupaten Paniai, Drs. Amatus Amoye Tatogo. Kata dia,
tenaga yang bisa diandalkan untuk mengisi kekurangan di sejumlah
sekolah, sulit didapat. Sementara guru-guru tua bakal pensiun. Tahun
2013, ada ratusan orang guru akan pensiun.
“Penggantinya belum ada.
Kita sudah terima guru, terakhir pada saat formasi tahun 2010. Tapi
masih butuh banyak tenaga lagi, apalagi yang akan pensiun jumlahnya
banyak sekali,” tuturnya.
Kepala Dinas Dikjar Kabupaten Paniai, Drs.
Amatus A. Tatogo. Dari rekrutmen pegawai yang sudah dilakukan, memang
tidak seluruhnya sarjana berlatar pendidikan keguruan atau kependidikan.
“Kita mau utamakan mereka, tapi susah. Yang melamar, banyak dari
disiplin Ilmu-ilmu Sosial, ada Sarjana Sosial (S.Sos), Sarjana Ekonomi
(SE), Sarjana Ilmu Pemerintahan (S.Ip), dan lain-lain. Merupakan tugas
berat bagi kami untuk bekali mereka metode mengajar, ilmu pedagogi, dan
lain-lain.”
Ke depan, harap Drs.Amatus Tatogo, anak-anak muda harus
kuliah di jurusan Keguruan dan Kependidikan. Sehingga, selesai kuliah,
pemerintah daerah siap terima dan tempatkan mereka di sekolah-sekolah
sesuai jenjang pendidikan yang ada di Kabupaten Paniai.
Mantan
Kepala SMP YPPK Santo Fransiskus Asisi Epouto-Moanemani ini juga
mengapresiasi anak-anak pribumi yang dengan setia terus mengabdi sebagai
tenaga sukarela. Bersama guru lain, mereka sudah dan sedang membangun
fondasi kuat demi mewujud nyatakan tujuan pendidikan nasional di daerah
ini.
*Penulis Adalah: Alumni SD Neg/Inpres Dimiya Angkatan Tahun 2000*
Sumber : Papua Pos Nabire
MAHASISWA ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN Tgl 18 Desember 2015....
ReplyDeleteP $ P KAB PANIAI Tim Pembagian dana.
Mahasiswa kususnya ilmu pendidikan PGSD dan FKIP. Kami Kota studi sumatera banda Aceh Mahasiswa Keguruan awalnya kami suda kirim KTM Nilai KRS Surat Aktif Kulia Masin_Masin Rekenin per masin2 mahasiswa.
Pah Andy Tekege, kab paniai dana mahasiwa itu suda dihalokasikan dari P $ P kab paniai prov papua tapi k
Foto
MAHASISWA ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN P $ P KAB PANIAI PAPUA
ReplyDeleteTim Pembagian dana Andi Tekege.
Mahasiswa kususnya ilmu pendidikan PGSD dan FKIP. Kami Kota studi sumatera banda Aceh.
Mahasiswa Keguruan dan ilmu pendidikan awalnya kami kirim KTM KRS nilai Surat Aktif Kulia Masin_Masin Rekenin per masin2 mahasiswa,data itu kami krim dari Bln Juni tgl 10 2015.
Kamia 6 mahasiswa paniai menungu jawaban dari pembagian dana Andy Tekege Dana Thn 2015/2016. Belom ada jawaban dari ( P $ P KAB PANIAI ) Tim pembagian dana Andi Tekege.
KAMI 6 MAHASISWA DARI PANIAI MENUNGU JAWABAN DARI ANDI TEKEGE.
1. Andrias Gobaini
2. Nopias Kudiai
3. Semeon Pigome
4. Simison Pigai
5. Jarinus Degei
6.Junus Kadepa
TIM Pembagian dana Mahasiswa Keguruan dan Ilmu pendidikan ini Andi Tekege mahasiswa berada didik dimana se-Indonesia arus jalani kota studi tersebut.