Teratai Paniai, Dari 10 kecamatan yang ada di Paniai hanya dua
kecamatan yang memilih pilpres kali ini. Kedua kecamatan ini adalah
kecamatan Paniai Timur dan Kecamatan Paniai Barat. Selain dari kedua
kecamatan ini tidak memberikan hak suara kepada kedua bakal calon
Presiden Republik Indonesia (9 Juli 2014) di Paniai
Dalam hal
ini, membenarkan pemberitaan melalui penyiaran stasiun televisi Metro
TV pada 14.00 waktu Indonesia Barat mengatakan 9 Kecamatan Paniai -
Papua tidak nyoblos.
Pantauan Teratai Paniai, kegagalan
dilakukan oleh pemimpin Komisi Pemilihan Umum (KPU) Paniai itu sendiri
pada pesta PILPRES dikarenakan belum adanya pendistribusian kotak
suara ke delapan kecamatan lainnya.
Pada pemilihan kali ini di
Paniai belum mempersiapkan sepenuhnya. Membenarkan oleh media cetak
lokal Papua Pos Nabire edisi pada tanggal 2 Juli 2014 dikatakan Pilpres
akan gagal di Paniai. Ini menandakan bahwa tidak ada kesiapan dan
persiapan yang matang di Paniai.
Kedua kecamatan ini
dimenangkan pasangan nomor urut 2 Jokowidodo dan Jusuf Kalla. Namun
proses pemilihan tidak demokratis, karena pemilih melakukan double dalam
pemilihan. Satu orang saja telah menusuk 5 kali sampai 10 kali.
Untuk meloloskan pemilihan tersebut, dikabarkan KPU Paniai melakukan
pencoblosan pada malam hari untuk menutupi hak pilihan masyarakat dari 8
kecamatan yang tidak memberikan hak suarannya. Ini merupakan melanggar
kode etik proses pemilihan untuk tujuan kepentingan terselubungnya.
Daerah Paniai yang sebut sebagai daerah merah dari data Kapolda Papua
dan Pangdam Papua ini mengacaukan oleh pemimipin KPU untuk dengan
tujuan mengadu domba untuk masyarakat sipil Paniai.
Ketika
menghubungi kelompok pertahanan Tentara Nasional Papua (TPN)-
Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Paniai mengatakan sebelum pemilihan
kami telah mengeluarkan pernyataan sikap untuk menghalangi PILPRES di
wilayah Pertahanan kami. Kegiatan Pemerintah Kolonial Indonesia tidak
boleh masuk di wilayah kami. (Ungkapnya).
Lanjut ketua
komdang, tiga hari sebelum Pilpres anggota kami siaga satu untuk
menggagalkan Pilpres 2014. Setiap titik mata jalan di jaga ketat dengan
membawa anak panah untuk menembak kelompok penyelenggara yang akan masuk
di 8 kecamatan yang telah gagal nyoblos.
Namun kami simpulkan
bahwa kegagalan nyoblos di 8 Kecamatan merupakan murni dari pemimpin
KPU Paniai untuk kepentingan mereka, bukan dari ancaman Tentara Nasional
Papua (TPN-OPM) Paniai - Papua.
Oleh : Terati Paniai
Post a Comment